Voluntering Story: Menjelajah Potret Pendidikan dari Pedalaman Jambi

"Coming out of your comfort zone is tough in the beginning, chaotic in the middle, and awesome in the end.  because in the end, it shows you a whole new world -Manoj Arora-"

Sebuah kutipan yang mungkin meggambarkan betapa sulitnya move on dari zona nyaman. selama 8 bulan setelah sidang skripsi yang cuma diisi dengan rebahan dan berselancar di dunia maya all the time (tidak untuk ditiru). Akhirnya menemukan sebuah postingan di media sosial yang membawa pengalaman dan ingatan yang luar biasa sampai hari ini.
-Open Recruitment Volunteer Komunitas 1000 Guru Jambi". fyi: komunitas ini adalah komunitas sosial independen yang bergerak di bidang pendidikan khususnya di wilayah pedalaman di seluruh penjuru tanah air, punya regional di seluruh Indonesia, termasuklah jambi.
setelah mencoba mendaftar dan lulus, ini adalah langkah kaki pertamaku keluar dari zona nyaman rebahan sepanjang waktu. Februari 2019, hal baru yang yang akhinya bikin candu, VOLUNTERING. 

destinasi pertama adalah kerinci, kali kedua (akan) menapaki jejak kakiku di surganya provinsi jambi kata orang-orang. kegiatan bertajuk Traveling and Teaching (TNT) atau jalan-jalan sambil mengajar. jujur saja, tertariknya karena jalan-jalan apalagi waktu itu tujuannya ke air terjun yang harus jalan kaki jauh (seketika jiwa hikingku merontaronta :D). tpi siapa yang menyangka tertariknya sama apa tapi rindunya ke apa. pulang-pulang malah tidak sabar menunggu kegiatan yang sama selanjutnya. memang kadang harus di iming-imingi dulu sama hal-hal yang indah sebelum menankap makna yang sebenarnya. 
Suasana belajar dikelas, disambut dengan ceria oleh adik-adik sejuta mimpi. menceritakan cita-cita adalah hal yang paling menyenangkan bagi mereka selain tepuk semangat dan nyanyi bersama. sederhana, bercitacita menjadi dokter, karena di lingkungan mereka dokter hanya sesekali datang. bercita-cita menjadi ustadz, karena mereka rutin datang ke masjid untuk mendengar kajian, ingin menjadi polisi, karena kagum dengan polisi yang mengatur jalan, yang mereka lihat kettika ada kesempatan untuk main ke kota. dunia anak-anak menyenangkan, terlebih bagi orang dewasa yang sudah menemukan masalah yang cukup rumit. untuk kembali menyeimbangkan pikiran, memperbanyak syukur dan membangunkan nurani yang mungkin sudah lama tidak tersentuh. 


bonding time, team dan anak-anak. 




sebut saja team 1 frekuensi, kalau tidak berada pada frekuensi yang sama, tidakkan kta bisa berjalan jauh bersama dengan misi yang sama. kekeluargaan yang hangat dan orang-orang yang butuh rehat sejenak dari hiruk pikuk dunia maya. ya, tempat sulit akses sinyal adalah salah satu kriteria lokasi kegiatan ini. agar pulang-pulang membawa makna tersendiri di hati. semoga tidak pernah lelah menebar inspirasi. 


farewell. mengakhiri kegiatan, berpamitan, haru biru. selalu dilepas dengan pelukan adik-adik yang masih mau main dan belajar samaa-sama. kehangatan masyarakat, perangkat desa, dan senyap di bis dalam perjalanan pulang membawa rindu dan candu. "next event harus ikut lagi" betul-betul secandu ituu. 

postingan ini di dedikasikan juga untuk merayakan genap 2 tahun komunitas 1000 guru jambi. terimakasih untuk kebaikan hatinya karena selalu dikasih kesempatan untuk bergabung. 


Komentar

  1. Mantap sekali pengalamannya,mbak :)

    BalasHapus
  2. terimakasih mbak, berdoa semoga pandemi segera selesai biar kita bisa berangkat kegiatan sama-sama :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROTISTA MIRIP HEWAN (PROTOZOA)

Bakteri

Bakteri (Part 2)